Back To Top

Monday, May 4, 2020

Usaha Masyarakat Berkembang Berkat PNPM



WARGA Desa Bandingan, Kecamatan Bawang, Tri, tidak menyangka usaha kuenya dapat berkembang. Padahal dua tahun lalu dirinya jualan kue dengan cara keliling, itu pun hanya dijual ke masyarakat sekitar. Dengan modal seadanya, usaha jualan kue keliling tidaklah mudah. Saat ada kebutuhan mendadak, seperti anak sakit, maka sebagian modal dari jualan terpakai. Akhirnya usahanya tersendat. "Untunglah ada PNPM mandiri," ujar Tri


Dua tahun lalu. Tri bergabung dengan kelompok mawar. Satu kelompok usaha ekonomi produktif di tempat tinggalnya yang mendapat program simpan pinjam perempuan (SPP) dari PNPM Mandiri. Melalui kelompok ini. Tri mendapat bantuan modal. Dan ia harus mengangsur dengan bunga yang sangat rendah. Bukan hanya itu, melalui usaha pemberdayaan perempuan di kelompok ini, Tri diajari pembukuan, sehingga modal yang dimiliki dapat berkembang dengan baik.

Seperti diketahui, PNPM mandiri yang digulirkan Presiden SBY menjadi salah satu program anda-lan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat. Pada 2008, program ini mampu menjangkau pedesaan dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dengan alokasi dana Rp 4,3 triliun, dan menjangkau 2.389 kecamatan dengan 12.045 desa tertinggal.

Di daerah perkotaan telah dipekerjakan 241.200 tenaga kerja dalam kegiatan-kegiatan padat karya, sedangkan di daerah perdesaan sebanyak 685.800orang (9,2 juta HOK).

Selain itu, melalui pola pemberdayaan PNPM Mandiri terjadi penghematan biaya dalam jumlah yang cukup signifikan, sebesar 30-40 persen dalam pembangunan prasarana desa dibandingkan dengan menggunakan jasa kontraktor. Total penerima manfaat di daerah perkotaan 11.318.166 orang, dan di daerah perdesaan lebih dari 1,02 juta orang dari sektor padat karya dan pembiayaan mikro.

Begitu pula dengan Banjarnegara. Pada 2008 memperoleh kucuran anggaran untuk PNPM sebesar Rp 15 miliar dan diperuntukan bagi delapan kecamatan. Dengan pembagian Rp 12 miliar dari pusat dan Rp 3 miliar dari APBD. Total dari dana ini maksimal 25 persen diperuntukan bagi simpan pinjam perempuan.

Sementara pada 2009, anggaran untuk PNPM pedesaan bakal dialokasikan bagi 266 desa yang tersebar di 19 kecamatan. Total ang-aran yang dikucurkan senilai Rp 39,9 miliar. Diberikan untuk beberapa bidang seperti pendidikan, kesehatan, sarana prasarana dan


Simpan Pinjam Perempuan. Dan pengelolaan anggaran ini mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat.

Bagaimana dengan program mengatasi persoalan kemiskinan di perkotaan. Pada 2005 dan 2006, Banjarnegara mendapat bantuan untuk usaha ekonomi produktif (UEP). Besarnya masing masing Rp 118 juta, sehingga untuk dua tahun itu besarnya mencapai Rp 236 juta. Dana ini diperuntukan bagi usaha ekonomi produktif perkotaan dengan model pinjam dengan bunga yang sangat rendah, hanya 1,5 persen.

Berdasarkan sumber dari UPK Kecamatan Banjarnegara hingga Mei 2009, dari dana awal senilai Rp 236 juta, yang sudah digulirkan sebesar Rp 936juta. Dengan tingkat tunggakan dan kebocoran hampir nol persen. Dan yang menerima manfaat dari program ini adalah masyarakat ekonomi produktif perkotaan yang tergabung dalam kelompok-kelompok. Seperti pedagang sayur, pedagang sembako, pedagang makanan, industri rumah tangga dan sebagainya.

"Adanya dana ini sangat membantu usaha di kelompok kami. Baik urusan permodalan maupun pengembangan usaha," ujar Sugiarti, warga Karang Tengah, Kecamatan Banjarnegara.

Menurutnya, melalui bantuan tersebut, sebagian besar usaha ekonomi produktif dalam kelompoknya dapat lebih berkembang dibandingkan beberapa tahun lalu, (adv)