Back To Top

Monday, May 18, 2020

Alexander Agung, Ahli Pertahanan Air Ludah



Bisnisnya memang seputar rongga mulut yaitu memproduksi pasta gigi. Maka, ia pun total meyakini bahwa di rongga mulut ada ekologi kehidupan mikro yang unik dan tak boleh dirusak.

Oleh AMIR SODIKIN
Awalnya Alexander Agung adalah seorang kontraktor. Ia juga sering berganti-ganti profesi Namun, hasilnya tidak memuaskan. Pencariannya berhenti ketika ia melihat pabrik pasta gigi yang dijual di daerah Cawang, Jakarta Timur.

"Lokasinya strategis, luas tanahnya 1.600 meter persegi, rencananya untuk showroom mobil," pikirnya waktu itu sekitar tahun 1979. Setelah membeli bekas pabrik pasta gigi, Alex, panggilannya, berpikir mengembangkannya.
"Produknya masih bisa dikembangkan." katanya. Maka, dengan menggandeng mitra bisnis dari Belanda, ia membangun kembali pabrik pasta gigi ita "Tetapi tidak berhasil."

Walau tak berhasil, Alex justru terpacu mempelajari kesehatan gigi dan mulut Kenapa nekat ingin melanjutkan bisnis itu padahal sudah gagal? "Saya yakin bisa mengembangkan pabrik pasta gigi karena sudah ada dasar yang bagus," katanya. Tak seperti pebisnis baru yang biasanya mencontek komposisi produk pesaing. Alex justru merasa harus memulainya dengan belajar dari nol. Maka, ia lalu banyak bertanya kepada para dokter gigi, akademisi, dan membaca banyak buku.

Tiap saya pergi ke dokter gigi, saya tak mendapat jawaban memuaskan soal kenapa gigi bisa berlubang, kenapa bisa sa-riawan, kenapa gusi bisa radang, kenapa mulut bisa bau? Selalu dijawab karena multifaktor," ceritanya.

Ketika berusaha mendapatkan penjelasan dari dokter gigi. Alex malah mendapat jawaban agar dia berusaha sendiri untuk mencari tahu. "Dokter bilang, ya kamu cari sendiri." begitu Alex mengenang percakapan kala itu yang membuat dia tergugah belajar sendiri.

"Saya baca buku-buku, lalu menawarkan kerja sama penelitian dengan pihak kampus. Saya awalnya baca buku biologi, bukan buku-buku dari kedokteran gigi." katanya. Walaupun tak dididik menjadi peneliti. Alex ikut meneliti, la aktif menggandeng akademisi atau peneliti yang tertarik "Kami punya teori yang dianggap tak biasa, jadi mereka tertarik bergabung riset" katanya.

Dia akui, memang banyak pertanyaan dari para akademisi, misalnya, sejak kapan dia mulai meneliti soal kesehatan gigi? Pertanyaan itu ada yang bersifat apresiatif, tetapi ada pula yang bernada menyindir.

Ekologi mulut

Alex terus meneliti hingga 10 tahun. Bisnisnya tak segera difokuskan memproduksi pasta gigi secara massal dan murah. Ia masih berkutat mencari tahu misteri ekologi rongga mulut secara keseluruhan atau holistik Ia yakin problem gigi dan mulut bukan karena kebersihan semata. Gigi berlubang atau ka-ries, radang gusi atau gingivitis. radang jaringan penyangga gigi atau periodontitis. sariawan atau stomatitis aphtosa, dan bau mulut atau halitosis terjadi karena tak seimbangnya kehidupan mikro di mulut.

"Berbagai penelitian menguatkan, persoalan gigi dan mulut itu terjadi karena air ludah atau saliva telah kehilangan fungsi penahanannya," katanya. Keseimbangan ekologi flora mulut terganggu karena kualitas air ludah turun drastis.

Alex memberi gambaran, fosil gigi manusia purba yang ditemukan temyata giginya mulus tak ada kerusakan. Padahal, zaman dulu mereka belum mengenal gosok gigi Berbagai permasalahan gigi dan mulut baru timbul pada zaman modern. Menurut Alex, sistem pertahanan alamiah di dalam rongga mulut ini dikenal sebagai sistem laktoperoksidase. "Ini sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme yang secara alami ada di air ludah," jelasnya. Masalahnya, sistem pertahanan ini pada manusia modern rusak karena makanan tidak sehat "Sistem laktoperoksidase dirusak oleh makanan yang mengandung bahan kimia, perasa, pengawet, dan pembasmi hama," katanya.

Detergen pada pasta gigi juga menyumbang kerusakan biologi rongga mulut "Batas toleransi kandungan detergen dalam pasta gigi 0,0001 persea Jika melewati, air ludah akan rusak." katanya. Alex juga meyakini, pemakaian antiseptik berlebihan untuk kuniur bisa merusak. Jika sistem laktoperoksidase rusak, bakteri berkembang biak tanpa kontrol dan menyebabkan lingkungan mulut asam, serta bisa melamtkan email gigi yang berlanjut menjadi karies.

Bakteri tak terkontrol juga bisa memproduksi racun yang akan merembes ke dalam gusi dan menyebabkan gingivitis. Perkembangan bakteri tak terkontrol bisa mengakibatkan bau mulut Dari penelitian itu, Alex meluncurkan produk pasta gigi bernama Enzim yang bertujuan mengembalikan fungsi pertahanan air ludah. "Prinsip dasarnya bagaimana mengembalikan sistem alamiah laktoperoksidase dengan pasta gigi."

Produk terbaru didesain untuk orang berusia 40 tahun ke atas, yaitu dengan menambahkan colostrum yang dikenal sebagai air susu yang dihasilkan selama 24-36 jam pertama setelah melahirkan. Pada usia 40 tahun ke atas, air ludah berkurang yang mengakibatkan mulut kering, gusi berdarah, gigi ngiJu, gigi goyang, dan sakit saat menggigit Colostrum berfungsi menjaga kelembaban mulut, antibakteri, dan memperkuat pertahanan air ludah.

Dari mulut ke mulut Sejak mengampanyekan ancaman kerusakan air ludah, Alex sering diundang menjadi pembicara di sejumlah universitas, rumah sakit ikatan dokter, dan seminar umum. Tiga tahun terakhir ia mendedikasikan hidupnya untuk memberi ceramah kepada masyarakat awam.

"Awalnya saya ceramah di sebuah universitas. Dekannya menganjurkan saya memberi ceramah untuk masyarakat
awam. Sejak itu saya meniat-kannya sebagai amal," katanya. Maka, perusahaan Alex membuat program kunjungan ke pabrik untuk masyarakat yang tertarik "Kami jemput mereka dengan bus, gratis, dapat makan
siang pula." katanya.

Dalam Kitu tahun, ia bisa mengundang 13.000 orang. Tak iHungfcn, ani.il itu kemudian berbuah pada pemasaran yang bagus. Pengakuan mereka yang sudah berkunjung atau orang yang pernah menggunakan pasta gigi itu menjadi pemasaran klasik yang efisien.

"Saya akui, program ini bisa menjadi WOM atau word of mouth," katanya. Saat Kompas berkunjung di pabrik PT Enzym Bioteknologi Internusa di Jalan Raya Bogor, Sukamaju, Sukmajaya, Depok. Jawa Barat serombongan orang dari Jakarta sedang berkunjung.

Di sela diskusi, para pengunjung tak hanya bertanya soal gigi dan mulut mereka juga memberi kesaksian tentang penggunan pasta gigi "Memang program ini biayanya lebih mahal daripada iklan biasa, tetapi kan niatnya untuk amal." katanya. Hingga Maret 2010. jadwal presentasi Alex dari Senin hingga Minggu penuh terisi.