Sekolah Kecewa, Disdik Tak Berdaya
AKHIR tahun ajaran 2008-2009, dunia pendidikan diwarnai kekacauan terkait pelaksanaan Ujian Nasional. Bahkan kini nasib siswa tidak jelas lantaran kacaunya pengumuman kelulusan di berbagai sekolah, terutama SMK yang sampai sekarang masih ada nilai yang belumkeluar. Kekecewaan terang saja dirasakan sejumlah SMK di Purwokerto. Mereka kecewa terhadap Dinas Pendidikan Propinsi Semarang, Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Wilayah Semarang yang saling lempar tanggungjawab terkait nilai Ujian Kompetensi Keterampilan (UKK) SMK di Jawa Tengah.
Wakil Kepala bagian Kurikulum SMK 75-2, Wing Sigit SPd menyatakan, sekolah telah berusaha mencari tahu mengenai kejelasan nilai UKK, namun pada kenyataannya dari pihak-pihak terkait saling melemparkan satu sama lain.
Menurut Wing, berdasarkan informasi dari Semarang, kepada Radarmas, Selasa (23/6) kemarin, Dinas Pendidikan Jateng memang telah merevis.i nilai lima program keahlian, teknik bangunan, budidaya tanaman, neotika, restoran dan perikanan. Revisi tersebut diakui karena ada kesalahan pada soal. Namun untuk nilai UKK selain jurusan diatas dan telah keluar dengan dibawah nilai 4 tidak dimunculkan secara langsung lewat pengumuman yang diberikan kepada siswa. Hanya berupa tanda garis, seakan tidak mengikuti ujian.
Pada SMK 75-2 nilai UKK yang masih dipertanyakan adalah nilai Teknik Mekanik Otomotif (TMO), pihak sekolah meragukan nilai yang mereka dapatkan, pasalnya menurut Wing, terdapat anak yang cerdas akan tetapi akibat nilai UKK nya 1,75 ia menjadi tidak lulus. Dan ini berpengaruh terhadap tingkat kelulusan SMK 75-2 yang cukup merosot pada tahun ini.
"Kami inginkan transparansi nilai dan bertanya kepada wahana komputer serta kalau bisa diadakannya scanning ulag bagi nilai UKK tersebut, akan tetupi semuanya harus melalui prosedur, dari propinsi ke BNSP lalu ke Wahana Komputer, semuanya saling lempar tanggungjawab," katanya.
Hal senada diungkap Wakil Kepala bagian Kurikulum SMK 75-1, Trisno Daryanto SPd, la mengatakan, sekolah selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas maupun propinsi, akan tetapi jawabannya selalu masih dalam proses. "Kami hanya bisa menginformasikan nilai sementara kepada anak-anak," ujar Trisno menyebutkan nilai UKKyang kurang adalah berasal dari jurusan Teknik Mesin.
Belum keluamnya nilai Ujian Kompetensi Keahlian (UKK), membuat siswa SMK jurusan Teknik Kontruksi Bangunan (TKB) di Kabupaten Banyumas kelabakan. Mereka mengaku bingung melanjutkan masa depan mereka, sebab status kelulusan mereka belum keluar hingga saat ini.
"Kam! jadi bingung bagimana nasib kami ke depan, kami membutuhkan status kelulusan untuk melangkah ke depan. Sebab, status kelulusan cukup penting sebagai syarat untuk bekerja dan ma-suk ke perguruan tinggi," kata Lukmansyah, siswa SMKN 2 Purwokerto kepada Radarrqas.
Dia menjelaskan, ada salah satu rekannya yang saat ini tcngtah mengalami kebingungan luar biasa. Sebab, dia sudah mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk masuk ke Universitas Gajahmada (U-OM) Jogjakarta.
Namun, akibat belum keluarnya status kelulusannya, nasibnya menjadi tidak jelas. "Sebenarnya dia sudah dinyatakan lulus tes dan diterima. Tinggalmenunggu surat kelulusannya saja, untuk memastikan apakah diterima atau tidak," jelasnya.
Dia membeberkan, sebenarnya seluruh siswa SMKN 2 Purwokerto sudah lulus Ujian Nasional (UN). Namun, akibat belum keluarnya nilai UKK, status kelulusannya menjadi ngambang.
Hal senada diungkapkan oleh Makun, rekan Lukmansyah, dia mengaku tidak bisa tidur nye- nyak, akibat belum pastinya status kelulusannya. "Tadinya saya sudah cukup tega, karena sudah selesai menempuh studi di SMK. Tapi, karena belum jelasnya status kelulusan saya, saya jadi bingung. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan ke depan. Padahal saya sudah ingin bekerja setelah lulus," jelasnya.
Dia menilai, kejadian yang menimpa dirinya dan rekan-rekannya menjadi nilai negatif dari pemerintahancsaat ini. "Semakin lama kok ya menjadi tidak jelas. Mending tahun lalu, saat nilai UKK masih ditangani sendiri oleh sekolah, ndak perlu seperti ini, status kelulusan langsung diketahui sata pengumuman," keluhnya. (tya/ap2)