Back To Top

Tuesday, November 19, 2019

Blackberry Tekan Pasar Smartphone dan PDA


pda vs smartphone

BOOMING Blackberry akhir-akhir ini, term .ita mempengaruhi perkembangan dan persaingan pasar bisnis ponsel di Tanah Air, termasuk di Semarang. Pasar ponsel yang semula lebih banyak diramaikan produk-produk murah untuk segmen kelas bawah, kini mulai bergeser ke atas dengan produk-produk berteknologi tinggi nan canggih.

Kini, ponsel tidak lagi sekadar untuk berkomunikasi menggunakan suara. Lebih dah itu, juga untuk lalu lintas data dan menjadi "asisten pribadi" pemakainya, seperti komputer mini Kebutuhan itu makin terasa seiring makin banyaknya orang melek teknologi komputer dan internet. Tidak hanya itu, dengan makin tingginya mobilitas masyarakat, makin dibutuhkan perangkat komunikasi yang bisa mendukung aktivitas mereka


Kebutuhan seperti itu sepertinya sulit dipenuhi ponsel standar yang lebih banyak menawarkan fitur-fitur hiburan, seperti musik, turner televisi, kamera, dan lainnya.

Tidak bisa tidak, untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang ingin serba cepat, mobilitas tinggi, serta tidak ingin ketinggalan informasi dan data, dibutuhkan perangkat pintar dan serba bisa.

Kini perusahaan-perusahan ponsel pun berlomba menawarkan smartphone dan PDA (persowl dinilai assistent) dengan teknologi terkini yang bisa internet, penjela-lahan, chatting, e-mail dan sebagainya. Fenomena ini bisa jadi dipicu maraknya Blackberry belakangan. Sebenarnya smun-phone dan PDA bukan barang baru bagi pengguna ponsel, khususnya kalangan menengah ke atas.

Produk tersebut sudah populer awal 2000-an. Hanya saja, waktu iui belum banyak orang memanfaatkannya Maklum, selain memang belum banyak orang melek internet, juga teknologi pendukungnya belum memadai. Dan yang lebih penting, penggunaannya cukup rumiL

Sekarang, kondisinya sudah berbeda. Makin banyak orang terbiasa main internet, serta banyak operator seluler menawarkan paket internet murah. Banyak merek PDA dan smanphone ditawarkan di pasar, di antaranya Apple, 02, dan HTC. Namun merebaknya pengguna Blackberry temyata justru menekan penjualan produk smart-plume dan PDA lain.

Mungkin hal itu bisa kita maklumi. Karena sekarang perhatian orang memang sedang terpusat ke layanan baru Blackberry, seperti diungkapkan Michael, pengelola Smartphone Community.

Menurut dia, tren Balckberry memang telah membuat penguna smartphone dan PDA kembali marak. Namun di sisi lain penjualan produk-produk tersebut justru turun tajam. "Akhir-akhir ini, permintaan


Blackberry telah membuat permintaan pasar PDA merek lain turun hingga 50%. Dulu kami bisa memasarkan produk smartphone dan PDA hingga 100unit perbulan, sekarang hanya sekitar 50," katanya.

Turunnya permintaan tersebut, kata dia karena sebagian besar mulai beralih ke produk Blackberry yang sekarang menjadi primadona Bahkan bagi kalangan tertentu, produk tersebut menjadi simbol masyarakat . modem. Aneh


Sepertinya memang terasa lucu. Mengapa baru sekarang booming. Padahal produk tersebut sudah mulai diperkenalkan di dunia seluler nasional sejak 2001 -2002.

Untuk kali pertama, produk tersebut dikenalkan Indosat, walau banya untuk pasar terbatas. Namun waktu itu peminatnya sangat jarang. Sepertinya menjadi barang aneh. Saat itu yang meledak justru smart-plume. PDA, dan commiwkalor. Waktu itu, orang merasa lebih bangga jika menenteng PDA atau communicator. Namun sekarang, justru mulai ditinggalkan.

"Baru tahun ini permintaan Blaeberry booming. Bahkan sekarang penjualan di toko kami meningkat tajam. Sebulan bisa menjual hingga 300 unit Ini angka fantastis." Itulah bisnis. Suatu saal produk diminati dan menjadi tren, namun di lain waktu ditinggalkan. Namun, kata dia, suatu saat akah ter-jadi perputaran lagi.

Contohnya, pasar ponsel standar dulu berlomba menawarkan produk dengan berbagai fitur dan desain yang dinamis dan modis. Namun belakangan, produk ponsel mulai memperkenalkan produk-produk klasik.

Segarnya pasar Blackberry juga dinikmati Agus Prasetyo, pemilik i-Shop. Dia mengaku, sejak meledak di pasar, permintaan di tokonya cenderung meningkat. "Itu bisa dilihat dari penjualan kami yang rata-rata mencapai lima unit per hari," ujarnya


Permintaan itu, tambah Agus, sepertinya terus meningkat seiring banyaknya orang yang terbiasa dengan layanan internet. Tidak terbatas dari kalangan pebisnis, tapi juga remaja dan ibu rumah tangga


Tidak berbeda dengan Michael dan Agus, di Harrisma Pratama Jaya pun permintaan Blackberry meningkat, sebagaimana diungkapkan Ferry Santoso, Direktur PT Harrisma Pratama Jaya (Harrisma Digital Gallery).

Dia mengatakan, booming Blackberry ini juga berkat dukungan operator seluler, seperti Indosat, Telkomsel, dan XL "Mereka (operator seluler-red) ramai-ramai menjalin kerja sama dengan Research in Motion (RIM) untuk memberikan layanan Blackberry yang dipasarkan dengan sistem


bundling," katanya


Menurut dia. Blackberry menjadi solusi mobile office lengkap dan terintegrasi berupa wireless e-mail, global address look-up.wireless calendar syncronization, dan mobile data senices secara real rime yang memakai jaringan GPRS atau 3G sebagai penghubung. (B4.sdy,lw-27)