Back To Top

Tuesday, November 19, 2019

Peranan Guru dalam Mencapai Pembelajaran Efektif

ilustrasi guru

KURIKULUM dan penga jaran merupakan dua hal yang berbeda, namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya (Hamalik, 2001 1). Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu perencanaan menyeluruh mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar. Sedangkan pengajaran adalah merupakan proses interaksi antara guru dan anak didiknya dengan mengacu kepada kurikulum yang telah ditetapkan oleh sekolah/lembaga guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru merupakan titik sentral dalam mewujudkan proses pembelajaran di sekolah, dan memiliki peran ganda yaitu berfungsi sebagai pengajar yang mentransfer ilmu dan pendidik yang mewariskan nilai-nilai kepada anak didik.

Menurut persepsi umum, bahwa keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah dianggap sepenuhnya tang gung jawab guru. Padahal banyak faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Setidaknya Menurut Hendra (19984) ada lima faktor yang mempenga ruhi proses pembelajaran yaitu faktor tenaga pengajar, siswa sebagai peserta didik, ruang belajar, sumber bela jar, dan media pengajaran. Di samping itu Juga ada faktor eksternal seperti orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian peranan guru dalam upaya mencapaitujuan kurikulum di sekolah sangat besar, dan salah satu nya adalah mencapai pembelajaran yang efektif.

Agaknya perlu dibedakan dalam hal ini antara belajar dengan pembelajaran. Menurut Damyati (1999 156-157), yang dimaksud dengan belajar adalah proses melibatkan manusia secara orang perorang sebagai suatu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, agar siswa memperoleh dan mem proses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan Hamalik (1999 36) mendefinisikan belajar sebagai modifikasi atau memper-teguh kelakuan melalui pengalaman.

Sudjana (199081) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang efektif jika mampu menghasilkan kemampuan siswa yang tetah direncanakan sebelumnya dan secara format menca pai hasil belajar standar yang andal dengan hasil dari suatu evaluasi belajar yang terkontrol dengan objektif, dan dalam waktu yang, telah direncanakan.

Selanjutnya Sudjana (1990 28) juga mengungkapkan "Belajar pada hakikatnya adalah inti dari proses pengajaran. Dengan perkataan lain bahwa dalam proses pengajaran atau interaksibelajar mengajar yang menjadi persoalan utama adalah proses belajar pada siswa yaitu proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya".

Sebagai pengajar dan pen didik, guru memiliki tugas untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif, yaitu pembelajaran yang tepat dan terukur sesuai dengan yang telah direncanakan. Pembelajaran yang tidak menghasilkan kompetensi siswa tidaklah dapat dikategorikan suatu pembelajaran yang efektif, dan juga bila kompetensi tercapai, tetap dalam waktu relatif lama dari yang direncanakan juga merupakan pembelajaran yang gagal (tidak efektif).

Selama ini terjadi keke liruan pandang dari siswa (bahkan orang tua siswa dan masyarakat) yang mengang gap guru sebagai satu-satunya sumber belajar setetah buku teks. Padahal paradigma baru pendidikan bahwa guru merupakan fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran.

Senada dengan ini Roesti-yah (1994 4) mengungkapkan "Guru tugasnya sebagai fasilitator, menciptakan kon disi yang memung-kinkan siswa giat melakukan bela jar. Guru melontarkan masalah-masalah agar siswa mam pu dan timbul inisiatif untuk memecahkan masalah terse but. Guru memberikan aksi-aksi yang merangsang siswa untuk mengadakan reaksi".

Banyak langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efek tif, dan hal tersebut memer lukan kreatifitas guru seba-gai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas. Di antara langkah-langkah yang dapat dilakukan guru adalah


Pertama, penataan dan pengelo laan kelas. Kegiatan ini penting sebagai penunjang ke-berhasilan pembelajaran siswa, maka guru atau wali ketas hendaklah memperhatikan posisi duduk siswa, suasana kelas, dan kekeluargaan kelas. Kelas yang dikelola dengan baik akan mendorong gairah dan efek tifitas belajar.

Kedua, meningkatkan kreatifitas belajar. Kreatifitas belajar siswa melalui pilihan metode-metode yang tepat akan dapat ditingkatkan, diantaranya yaitu 1) Perera pan konsep demokratisasi-kelas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdik bud, 1990 195) dijelaskan bahwa kata demokrasi berarti gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi warga negara. Konsep demokrasi dibawa ke dalam dunia pendidikan atau masyarakat sekolah sehingga situasikelas dikatakan demokratis bila saat proses belajar mengajar, terjadi proses pem belajaran pada siswa, oleh siswa, dan untuk siswa. Kelas yang demokratis ditandai oleh tingginya motivasi belajar, kreatifitas, dan partisipatif siswa. 2) Strategi pengajaran berpusat pada siswa. Strategi pengajaran adalah keselu-ruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu (Hamalik, 2001 201). Pengajaran yangberpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi ini dirancang untuk menyedia kan sistem belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidu pan dan gaya belajar siswa, dan guru lebih berperan sebagai mediator dan fasilita tor. 3) Penerapan metode pembelajaran kooperatif. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif adalah suatu teknik pembelajaran yang membuat kelompok yang berpikir kreatif dan kritis. Kelompok ini terdiri dari beranekaragam siswa ditinjau dari segi akademis maupun karakter sosial seperti adanya siswa kaya dan miskin, pandai dan lambat belajar.

Pembelajaran kooperatif, adanya kerjasama yang saling menguntungkan. Langkah-langkah praktis menga jar dengan metode ini adalah 1) Siswa dihadapkan pada situasi/problem yang menantang; 2) Siswa melakukan eksplorasi terhadap problema yang dihadapi; 3) Siswa merumuskan dan mengorga nisasikan tugas pembelajaran; 4) Siswa-melakukan kegiatan individual atau kelompok; 5) Siswa secara kelompok melakukan analisa proses dan kemajuan. Tugas guru dalam hal ini adalah; 1) fasilitator terhadap proses kelompok; 2) Pengarah dalam kelompok, agar kegiatan tertuju pada edukatif; 3) Pengawas kegiatan edukatif yang terjadi. Pembelajaran kooperatif sangat dipengaruhi oleh usaha guru membantu siswa mengem bangkan keterampilan yang dibutuhkan.