Kelangkaan Pupuk Harus Disikapi
Padang, Singgalang
Terjadinya kelangkaan berbagai jenis pupuk penyubur tanaman di Sumatra Baral, sejak sebulan terakhir harus disikapi oleh instansi berwenang dengan serius. Karena kelangkaan tersebut sangat merugikan petani.
"Hingga kini belum ada ins tansi yang berwenang berkoor dinasi dengan jajaran Polda, untuk mengambil langkah secara bersama, terkait dengan kelang kaan pupuk yang dikeluhkan para petani," kata Direktur Reskrim Polda Sumbar, Kombes, Ade Rahmad Suhendi, di Padang, Minggu kemarin.
Dia mengatakan, jajaran Polda belum mengarah pada operasi khusus terkait kelangkaan pupuk di Sumbar. Namun langkah awal akan dilakukan koordinasi dengan pihak yang terkait dalam pengawasan pendistribusian pupuk hingga tingkat petani.
Sebab, terjadinya kelangkaan berbagai jenis pupuk di tingkat petani sejak sebulan terakhir, dampak lemahnya pengawasan dalam penyaluran hingga ke kabupaten/kota.
Mcnurut dia yang dikutip Antara, dalam mengatasi masalah kelangkaan pupuk itu. yang tepatnya instansi terkait harus proaktif dalam mengatur dan mengontrol penyaluran pupuk pada tingkat petani di kabupaten/ kota. Namun, bila ditemukan indikasi penimbunan pupuk penyubur tanaman itu. baik lingkat distributor atau pedagang, diminta melapor ke aparat kcpo lisian terdekat.
"Kita akan menindaklanjuti, bila adanya laporan dari masyar-akat dan pihak terkait lainnya, jika ada indikasi penimbunan sejumlah jenis pupuk itu," katanya.
Mcnurut Ade, hal tak kalah pentingnya instansi yang berwenang lebih tepat melakukan operasi mendadak, guna mc ngetahui titik masalah kelangkaan pupuk itu. Apakah pasokan ke tingkat distributor yang terham bat, sehingga tersendat hingga lingkat petani, atau sebaliknya. Maka persolan ini tentunya perlu dipecahkan instansi yang mengawasi ketersediaan pupuk di Sumbar.
Selain itu. instansi terkait apakah Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian perlu menjelas kan kebutuhan pupuk di dacrah itu. sehingga petani tidak dirugi kan.
"Kita siap bila ada instansi buluh kerjasama untuk melaku kan inspeksi mendadak ke sejum lah litik pendistribusian pupuk di dacrah itu." tuturnya.
Sebelumnya, para petani di Kabupaten Agam, Tanah Datardan Pesisir Selatan, mengeluhkan pupuk Urea sejak sebulan ter akhir mulai langka sehingga harga jual di tingkat petani melonjak menjadi Rp80.000 pcr-karung (satu karung isi 50 kg). Padahal, sebelumnya Rp50.000 pcr-karung untuk pupuk bersubsidi.
"Sebulan terakhir, kami kcsu litan memperoleh pupuk Urea karena hampir semua toko selalu menyatakan kehabisan stok," kata petani di Candung Kabu paten Agam, Sumbar. Junis.
Mcnurut dia. sejumlah toko kini hanya menjual eceran dengan harga Rp 1.800 per-kg dan tidak ada lagi yang menjual pcr-karung dengan alasan stok habis.
Kondisi itu, membual petani di Kabupaten Agam dan Bukit tinggi kesulitan, karena pupuk Urea sangat dibutuhkan waktu memasuki musim tanam padi usia dua hingga tiga minggu serta akan memasuki masa panen. "Paling-paling kami hanya membeli empat hingga lima kilogram saja karena harganya sangat mahal," katanya.
Sementara kalangan pedagang pcnycbutkan stok pupuk Urea dan pupuk jenis lainnya dibatasi sejak dari tingkat distributor atau penyalur tingkat kabupaten/ kota.
Pedagang pengecer tersebut hanya memperoleh pupuk terba tas pada pagi hari dan disinyalir adanya permainan pada agen tingkat kabupaten/kota, sehingga penyalurannya hingga tingkat petani terbatas.
"Meski harga bertahan pada posisi tinggi, namun pasokan pupuk TSP. NPK. Sr-36dan SP minim," kalanva. *