Potensi Wisata pantai Ni-pahnipah dan Tanjung Jumlai
Tanjung Jumlai |
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Penajam Paser Utara (PPU) mulai melakukan pendataan potensi kepariwisataan di PPU. Pendataan akan dilakukan menyeluruh terhadap potensi wisata di empat kecamatan yang ada. Nantinya, akan ditentukan wisata apa yang potensial dikembangkan."Kita mulai melakukan identifikasi potensi wisata di PPU dan peluangnya untuk dijadikan objek wisata andalan,"kata Kasi Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata Ahmad Koyum saat melihat potensi wisata Bendungan Waru di kecamatan Waru.
Bendungan Waru sendiri, saat ini sudah dikelola, meskipun belum maksimal. Sabtu dan Minggu adalah waktu puncak kunjungan warga yang ingin rekreasi di sana. Saat ini, sudah ada beberapa fasihtas seperti perahu bebek dan outbond serta banana boat. Pengelolaanmasih dilakukan pihak swasta.
Pemkab PPU belum bisa melakukan tindakan yang lebih jauh terhadap fasilitas Bendungan Waru karena status tanah serta bangunan yang merupakan milik Pemprov Kaltim. Bendungan itu dibangun sekira tahun 1972 lalu di lahan seluas 678 hektare. Sayangnya, kini sebagian besar areal waduk dipenuhi gulma."Kita akan perjelas status tanah dan kepemilikannya. Jika memang bisa diserahkan pengelolaannya ke PPU, kita akan kelola," kata Koyum. Selain untuk wisata air, bendungan juga bisa dijadikan pemeliharaan ikan metode karamba maupun cadang bahan baku air bersih.
Pendataan potensi wisata PPU, akan dilakukan terhadap potensi yang ada di laut maupun yang ada di darat. Selain potensi yang memang sudah dikenal, sedang didata potensi yang masih tersembu-nyi. Misalnya saja potensi wisata goa di Babulu serta goa di Gunung Parung, PPU. "Kita masih terus telusuri," kata Koyum.
Data potensi yang ada, dipadu dengan permasalahan yang masih melingkupinya, akan dijadikan sebuah acuan dalam pengembangan sektor kepariwisataan. Dengan pendataan dan diagnosa yang benar, pembangunan kepariwisataan akan bermanfaat. Faktor penyediaan sarana rekreasi bagi warga akan dijadikan tolok ukur utama dibandingkan sektor pendapatan asli daerah (PAD).
Sebagaimana diketahui, tempat wisata yang menjadi rujukan utama warga hanyalah pantai Ni-pahnipah dan Tanjung Jumlai. Sementara, yang lainnya belum banyak dilirik. Padahal, ada potensi lain yang tak kalah menarik seperti gusung, penangkaran rusa di Apiapi serta kampung perajin kapal