Back To Top

Thursday, February 14, 2019

Rendah, Minat Masyarakat Denpasar Gunakan Angkot


Rendah, Minat Masyarakat Denpasar Gunakan Angkot Minat warga kosmopolit Denpasar untuk bepergian memanfaatkan angkutan kota (angkot) ternyata masih rendah. Hal itu bisa dilihat dari 1.043 angkot yang ada, hanya 3 hingga 4 persen masyarakat yang memakai jasa ini. Demikian .dikatakan Kasubdin Angkutan Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Harry Eddy, pada pemilihan awak kendaraan umum teladan (AKUT) Kota Denpasar/ di Denpasar, Rabu (25/7) kemar in.
Rendahnya minat

masyarakat Denpasar menggunakan angkot menurut Eddy, karena ada pergeseran tata guna lahan. Dengan kondisi seperti itu, banyak bermunculan sebaran lalu lintas yang pada akhirnya mendorong masyarakat memakai kendaraan pribadi. Di samping faktor gengsi masyarakat untuk naik angkot. Disinggung mengenai kualitas layanan angkot, Eddy justru mengatakan, kualitas angkot di Denpasar masih tergolong cukup bagus. "Saya

sudah sering membandingkan angkutan umum di sini (Denpasar), dengan luar daerah terutama di Jawa. Ternyata angkutan di Denpasar lebih bagus," terangnya.
Namun dia mengakaui, adanya tren penurunan penggunaan angkot ataupun angkutan umum di Indonesia. Hal itu menurut Eddy, bisa jadi karena ada berbagai alternatif untuk bepergian. Lebih lanjut dia mengatakan, di' Denpasar saat ini terdapat 9 kelompok kerja unit (KKU)     '
yang meliputi 7 KKU angkutan kota, 2 KKU angkutan barang, angkutan pariwisata dan angkutan taksi. Untuk meningkatkan kualitas angkutan umum di Denpasar, dia terus melakukan pembinaan, baik menyangkut perilaku awak (pengemudi) maupun kenyamanan dan keamanan armada.
,i\ i IU N

Wali Kota Denpasar yangdi-wakili Asisten I, AA Rai So-ryawan, S.H. mengatakan, aspek keamanan, kenyamanan, kelancaran dan keselamatan berlalu lintas menjadi hal yang sangat penting dalam sektor perhubungan darat. Untuk itu, kata dia, perlu ditata dan
penyempurnaan sistem I /h i

transportasi tersebut. Menurutnya, Kota Denpasar yang menjadi pusat pemerintahan dan pusat perdagangan menjadi simpul transportasi bagi wilayah di sekitarnya. "Kalau ini tidak tertangani dengan baik akan memunculkan permasalahan lalu lintas," katanya.
Sementara itu, kepemilikan kendaraan bermotor pribadi, kata Rai, tiap tahun terus mengalami peningkatan 10-12 per sen. Di sisi lain pengembangan pembangunan prasarana jalan hanya mencapai 3 persen. *nat