Berani Mereformasi Diri
Tantangan berat bakal dihadapi para anggota DPRD Kota Magelang hasil pemilu legislatif 2009 lalu. Tantangan itu muncul seiring tingginya tuntutan rakyat yang ingin melihat ada prubahan signifikan pada lembaga legislatif periode mendatang.
TUNTUTAN perubahan tersebut terus bergulir. Laiknya bola salju, keinginan rakyat untuk memiliki dewan yang kuat kian besar.
Bukan tanpa alasan rakyat menaruh harapan yang sangat besar kepada wakil rakyat periode mendatang, j ang segera dilantik beberapa bula lagi. Semua itu tak lepas dari kemataan bahwa anggota dewan periode ini 2004-2009) dan periode sebelumnya 1999-2004) dinilai belum bekerja maksimal.
Kinerja para u. akil rakyat pada dua periode terdahulu tersebut diangap jauh dari harapan. Kepercayaan rakyat terhadap wakil yang duduk di kursi empuk de\* an sudah mulai luntur.
Ini tantangan bagi 25 anggota dewan yang telah memperoleh kepercayaan untuk menjalankan amanah rakyat untuk lima tahun mendatang. Memang, komposisi ke-25 anggota terpilih masih didominasi muka lama. Incumbent yang jumlahnya 13 orang, unggul satu kursi dibanding jumlah anggota dewan muka baru.
Mengembalikan kepercayaan itu, mau tidak mau. wakil rakyat harus berani mengubah stigma negatif yang masih melekat dalam diri wakil rak)at. Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk melakukan perubahan tersebut. Diperlukan komitmen dan kerja keras tak kenal lelah untuk memperbaiki paradigma itu.
Anggota dewan lama yang kembali terpilih harus berani mereformasi diri.
Mereka jangan sampai terjebak dalam kepentingan praktis, yang akhirnya justru mengorbankan kepentingan rakyat.
Anggota dewan bam pun mesti segera mampu menyesuaikan diri. Mereka harus berani memelopori untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Mereka harus berkaca dari pengalaman masa lalu. Sekuat tenaga, bersama-sama bekerja keras demi menghilangkan stigma negatif kembali diberikan rakyat kepada wakil rakyat hasil pemilu legislatif 2009.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Magelang Hasan Suryoyudho menegaskan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif sangat penting. Sebagai salah satu wakil rakyat terpilih, dia memiliki komitmen kuat untuk melakukan perubahan di internal dewan.
Mengembalikan kepercayaan rakyat kepada lembaga legislatif itu sudah menjadi komitmen Hasan sejak mendaftar sebagai caleg. "Ini menjadi tantangan semuanya (anggota dewan mendatang). Bersama anggota dewan lainnya dari Partai Demokrat, kami sejak awal sudah mempunyai komitmen untuk mencip-
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
S2takan perubahan di lembaga legislatif." tandasnya.
Memperbaiki citra dewan, salah satu cara yang mesti ditempuh yakni menegakkan Kode Etik Dewan. Hasan yang berprofesi sebagai pengacara itu menyadari pentingnya hal tersebut. Namun, sayangnya, hingga kini DPRD Kota Magelang belum memiliki kode etik yang mengatur para anggotanya.
Keberadaan kode etik mutlak diperlukan sebagai rambu-rambu bagi wakil rakyat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kode etik sekaligus sebagai sarana kontrol bagi wakil rakyat agar tidak bekerja seenaknya.
Memantau pelaksana kode etik itu bakal dibentuk Dewan Kehormatan. "Kalau ada anggota dewan yang melanggar kode etik. Dewan Kehormatan yang akan memeriksa sekaligus menjatuhkan sanksi sesuai tingkat kesalahan." (uui)